Setiap makhluk hidup memiliki ego untuk ketahanan hidupnya, hingga
pepohonan yang tumbuh liar berusaha keras bersaing dengan tumbuhan lain
untuk mendapatkan curahan sinar matahari. Batang pohon cenderung condong
ke area yang bisa tercurah sinar matahari langsung dan menghindari
dedaunan pohon lain yang memayungi dedaunannya. Mereka tahu, tanpa sinar
matahari, fotosintesis tidak dapat dilakukan, yang berakibat kurangnya
asupan klorofil untuk dirinya. Pepohonan punya harapan, harapan untuk
hidup baik, harapan untuk sehat dan lestari. Ini pohon, mereka bernaluri
pendoa, berharap agar hidupnya terus baik.
Jiwa Anda lebih intens dan mendalam di dalam soal ini. Setiap jiwa Anda selalu punya harapan, punya kecemasan, punya kecemburuan, punya kasih, punya kemarahan, punya dendam, punya kebencian, punya kesantunan, punya keramahan, punya kesosialan dan seabreg mekanisme jiwa lainnya. Intinya satu, Anda sama dengan pepohonan di atas, ingin hidup baik, ingin lestari untuk bertahan hidup. Artinya semua menjadi harapan bagi Anda, dan itulah fakta "bahwa Anda bernaluri pendoa". Jadi berdoa merupakan bawaan lahir jiwa Anda.
Ketika Anda berhati tulus, tentu frekwensi doa yang dipancarkan jiwa Anda adalah kelembutan dan kebaikan. Sebagaimana angin yang berhembus lembut, kemana Anda berhembus, Anda menyejukkan. Kemana pun Anda beralih, Anda mensilirkan.
Ketika Anda berhati marah, tentu frekwensi doa yang dipancarkan jiwa Anda adalah panas dan kegersangan. Anda seperti angin ribut, datang kemanapun Anda menjadi petaka, sumber keributan.
Itulah jiwa Anda, setiap rasa yang Anda cecap dalam jiwa Anda itulah harapan Anda, doa Anda.
Saya tidak bisa membayangkan jiwa saya sendiri, andai jiwa saya penuh kemarahan, kedengkian, hasrat, egoisme, kesombongan dan keburukan lainnya, seperti apa jiwa saya memancarkan doa-doa perusakan atas diri saya sendiri?
Saya hanya dapat mengharap, jiwa saya lembut, tulus, damai, sehingga aktif memancarkan doa-doa baik nan indah.
Agama mengajarkan kalau doa adalah mukhkhul 'ibādah (uap ibadah), ini artinya semakin Anda intens terhubung dengan Tuhan, Anda secara naluri berharap dan bercemas-cemas hanya kepada Tuhan. Semakin intens, semakin kuat dan besar frekwensi pengharapan Anda kepada Tuhan, uap yang dipancarkan semakin padat dan tajam. Ini mengapa doa disebut mukhkhul 'ibādah, karena banyak ibadah otomatis banyak berharap kepada Tuhan.
Berbeda dengan Anda yang kehilangan orientasi diri, hidup Anda tidak ada pegangan, terhempas kanan-kiri oleh ajakan libido dan hasrat. Anda kosong tanpa harapan, tanpa tujuan, sehingga jiwa Anda selalu kosong tanpa doa.
Simpulnya, sifat khas kehambaan adalah berharap (berdoa) pada Zat di atasnya.
Hanya saja perlu Anda ketahui, Tuhan itu segalanya di atas Anda, ketika naluri pendoa Anda diseret jauh dalam rasa egoisme Anda, Anda menjadi sangat kurang ajar kepada Tuhan. Akhirnya Tuhan oleh Anda disuruh-suruh memuaskan kepentingan Anda.
Misal, Anda seorang guru yang aktif masuk kelas jam 7 pagi, lalu ada murid meminta pada Anda, "Pak, jam 7 pagi harus masuk kelas, biar lebih disiplin!" Ini yang disebut murid bego. Tuhan sudah segalanya dicurahkan kepada Anda, dari janji-janji hingga aksi nyata, semua Dia kerjakan hanya untuk kebahagiaan Anda. Sudah demikian mencurah kasih-Nya, masih Anda suruh-suruh menggratisi rizki berlimpah, keselamatan tanpa syarat, kesenangan diri Anda sendiri tanpa resiko. Dimintai itu Tuhan paling jawab, "Dasar bego lo!!!"
Artinya, Tuhan melayani Anda sudah dari quark terkecil di dalam sel Anda hingga selengkap psikis dan biologis Anda, dilayani semua. Sistem rizki, sistem selamat, sistem bahagia, sistem berlimpah, semua sudah tersedia melimpah, tinggal Anda menempuhnya, tinggal mengeksekusi. Tidak diperlukan lagi merengek-rengek minta dibelaskasihani. Merengek minta belas kasihan itu tanda pemalas akut.
Karena tanpa merengek pun, jiwa Anda sudah menebarkan doa-doa, karena sistem doa sudah terpasang mapan dalam diri Anda. "Tanpa meminta, Anda sudah berdoa", karena doa itu sistem diri Anda.
Tinggal bagaimana Anda mengaktifkan sistem doa tersebut. Pengaktifannya ya dengan berbuat. Berbuat yang maksimal, maka sistem doa dalam diri Anda akan bekerja aktif sendiri, karena terus dikelola oleh harapan dan cita-cita Anda. Paham?
Di atas saya jelaskan, jiwa buruk akan memancarkan doa buruk, jiwa baik akan memancarkan doa baik, maka ini untuk menghindari doa buruk untuk diri Anda sendiri, Anda perlu terus berupaya membersihkan jiwa dari kotoran-kotoran. Di sini pentingnya training soul, agar Anda tidak memancarkan doa buruk.[]
Jiwa Anda lebih intens dan mendalam di dalam soal ini. Setiap jiwa Anda selalu punya harapan, punya kecemasan, punya kecemburuan, punya kasih, punya kemarahan, punya dendam, punya kebencian, punya kesantunan, punya keramahan, punya kesosialan dan seabreg mekanisme jiwa lainnya. Intinya satu, Anda sama dengan pepohonan di atas, ingin hidup baik, ingin lestari untuk bertahan hidup. Artinya semua menjadi harapan bagi Anda, dan itulah fakta "bahwa Anda bernaluri pendoa". Jadi berdoa merupakan bawaan lahir jiwa Anda.
Ketika Anda berhati tulus, tentu frekwensi doa yang dipancarkan jiwa Anda adalah kelembutan dan kebaikan. Sebagaimana angin yang berhembus lembut, kemana Anda berhembus, Anda menyejukkan. Kemana pun Anda beralih, Anda mensilirkan.
Ketika Anda berhati marah, tentu frekwensi doa yang dipancarkan jiwa Anda adalah panas dan kegersangan. Anda seperti angin ribut, datang kemanapun Anda menjadi petaka, sumber keributan.
Itulah jiwa Anda, setiap rasa yang Anda cecap dalam jiwa Anda itulah harapan Anda, doa Anda.
Saya tidak bisa membayangkan jiwa saya sendiri, andai jiwa saya penuh kemarahan, kedengkian, hasrat, egoisme, kesombongan dan keburukan lainnya, seperti apa jiwa saya memancarkan doa-doa perusakan atas diri saya sendiri?
Saya hanya dapat mengharap, jiwa saya lembut, tulus, damai, sehingga aktif memancarkan doa-doa baik nan indah.
Agama mengajarkan kalau doa adalah mukhkhul 'ibādah (uap ibadah), ini artinya semakin Anda intens terhubung dengan Tuhan, Anda secara naluri berharap dan bercemas-cemas hanya kepada Tuhan. Semakin intens, semakin kuat dan besar frekwensi pengharapan Anda kepada Tuhan, uap yang dipancarkan semakin padat dan tajam. Ini mengapa doa disebut mukhkhul 'ibādah, karena banyak ibadah otomatis banyak berharap kepada Tuhan.
Berbeda dengan Anda yang kehilangan orientasi diri, hidup Anda tidak ada pegangan, terhempas kanan-kiri oleh ajakan libido dan hasrat. Anda kosong tanpa harapan, tanpa tujuan, sehingga jiwa Anda selalu kosong tanpa doa.
Simpulnya, sifat khas kehambaan adalah berharap (berdoa) pada Zat di atasnya.
Hanya saja perlu Anda ketahui, Tuhan itu segalanya di atas Anda, ketika naluri pendoa Anda diseret jauh dalam rasa egoisme Anda, Anda menjadi sangat kurang ajar kepada Tuhan. Akhirnya Tuhan oleh Anda disuruh-suruh memuaskan kepentingan Anda.
Misal, Anda seorang guru yang aktif masuk kelas jam 7 pagi, lalu ada murid meminta pada Anda, "Pak, jam 7 pagi harus masuk kelas, biar lebih disiplin!" Ini yang disebut murid bego. Tuhan sudah segalanya dicurahkan kepada Anda, dari janji-janji hingga aksi nyata, semua Dia kerjakan hanya untuk kebahagiaan Anda. Sudah demikian mencurah kasih-Nya, masih Anda suruh-suruh menggratisi rizki berlimpah, keselamatan tanpa syarat, kesenangan diri Anda sendiri tanpa resiko. Dimintai itu Tuhan paling jawab, "Dasar bego lo!!!"
Artinya, Tuhan melayani Anda sudah dari quark terkecil di dalam sel Anda hingga selengkap psikis dan biologis Anda, dilayani semua. Sistem rizki, sistem selamat, sistem bahagia, sistem berlimpah, semua sudah tersedia melimpah, tinggal Anda menempuhnya, tinggal mengeksekusi. Tidak diperlukan lagi merengek-rengek minta dibelaskasihani. Merengek minta belas kasihan itu tanda pemalas akut.
Karena tanpa merengek pun, jiwa Anda sudah menebarkan doa-doa, karena sistem doa sudah terpasang mapan dalam diri Anda. "Tanpa meminta, Anda sudah berdoa", karena doa itu sistem diri Anda.
Tinggal bagaimana Anda mengaktifkan sistem doa tersebut. Pengaktifannya ya dengan berbuat. Berbuat yang maksimal, maka sistem doa dalam diri Anda akan bekerja aktif sendiri, karena terus dikelola oleh harapan dan cita-cita Anda. Paham?
Di atas saya jelaskan, jiwa buruk akan memancarkan doa buruk, jiwa baik akan memancarkan doa baik, maka ini untuk menghindari doa buruk untuk diri Anda sendiri, Anda perlu terus berupaya membersihkan jiwa dari kotoran-kotoran. Di sini pentingnya training soul, agar Anda tidak memancarkan doa buruk.[]
ConversionConversion EmoticonEmoticon Off Topic